Lazimnya, puasa-puasa yang biasa kita lakukan adalah puasa enam hari di bulan Syawal, puasa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, puasa hari Arofah, puasa Muharrom, puasa Assyuro, puasa Sya’ban, puasa pada bulan Harom (bulan yang dihormati) yaitu bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharrom, dan Rojab, puasa Senin dan Kamis, puasa tiga hari setiap bulan, puasa Dawud, dan puasa Ramadhan.
Itu memang mempunyai landasan jelas dalam Al-Qura’an dan Sunnah Nabi. Ternyata di luar itu, praktiknya ada sebagian manusia yang “kreatif” dan melahirkan jenis-jenis puasa, bahkan tidak sedikit yang mengamalkannya karena dipercaya akan melahirkan kesaktian.
Dalam puasa ritual untuk kesaktian misalnya, ada bentuk-bentuk puasa dengan persyaratan yang harus dipenuhi lagi, bergantung bentuk dan jenis ilmu kesaktian yang ingin diperolehnya. Di antaranya:
1. Puasa mutih, yaitu puasa tidak makan dan minum. Pada saat berbuka puasa harus makan makanan yang tidak berasa, baik manis, asam, asin atau makanan yang bernyawa dan hanya minum air putih saja. Kasihan amat ya?
2. Puasa pati geni, yaitu orang yang berpuasa tidak melakukan makan dan minum, tidak tidur dan puasanya harus benar-benar di tempat-tempat yang gelap, baik pada siang hari atau malam hari, tidak boleh ada pencahayaan sedikit pun. Ini lebih kasihan, hidupnya mirip drakula—bahkan drakula pun masih sedikit beruntung karena boleh jadi mahluk nokturnal.
3. Puasa ngeluang, yaitu tidak makan dan minum dan diam di suatu lubang di bawah tanah.
4. Puasa ngelewong, yaitu puasa tidak makan tidak minum, juga tidak boleh tidur tapi boleh keluar rumah. Ini mirip apa ya?
5. Puasa ngidang, puasa tidak boleh makan dan minum, juga tidak boleh tidur dan hanya di perbolehkan berbuka puasa dengan makanan dari daun-daunan muda.
6. Puasa ngepel, puasa ini tidak boleh makan dan minum, tidak boleh tidur, hanya diperbolehkan memakan nasi sekepal selama sehari semalam.
7. Puasa ngebleng, puasa ini tidak boleh makan dan minum, tidak boleh tidur, juga tidak boleh melihat matahari atau sinar lampu sedikitpun.
8. Puasa ngasrep, puasa ini tidak boleh makan dan minum, tidak boleh tidur dan waktu berbuka hanya boleh makan makanan yang dingin dan minum yang dingin, tanpa bumbu atau rempah rempah.
Jika kita melihat jenis-jenis puasa ini yang disyaratkannya sungguh sangat berat, tetapi tidak sedikit orang yang melaksanakannya walaupun harus menyiksa diri sendiri. Mereka berkeyakinan jika ingin hajatnya dikabulkan, maka mereka harus bisa menunjukan kesungguhan dengan melakukan puasa yang saya pahami ini berat sekali.
Sebenarnya puasa yang dilakukan ini hanyalah menarik simpati jin agar mau berkolaborasi. Itu dilakukan sebagai bentuk loyalitasnya kepada jin. Biasanya petuah perintah puasa seperti ini dilakukan atas petunjuk bapak dukun, tentunya atas bisikan dari syetan karena sudah dikenal lama. Dukun ini biasanya berduet dengan syetan, atau yang diyakini sebagian orang musyrik sebagai arwah leluhur. Ehemmm arwah leluhur!
Memang pemahaman ini sudah melekat di masyarakat kita, seperti contoh ada orang kesurupan dan si jin yang merasukinya mengatakan, “Ini adalah arwah nenek moyangmu,” pasti yang mendengar memercayainya dan memberikan sesajen. Memang ritual seperti ini bisa menarik simpati setan untuk membantu keinginan nya. Pasalnya di dalamnya terdapat kesesatan dan penyimpangan terhadap syariat yang dibawa oleh Rasulullah SAW.
Lebih dari itu, puasa bid’ah ini bisa mengelabui manusia karena kemiripannya dengan puasa yang ada di dalam Islam bahkan mereka berkeyakinan puasa ini di anggap lebih hebat karna katanya puasa di dalam Islam tidak memberikan kesaktian. Sedangkan puasa hasil karya pak dukun dan sahabatnya ini bisa mendatangkan kesaktian, yang tentunya berasal dari syetan. Allahu Alam. []
Sumber : www.islampos.com/
Tidak ada komentar: