Lailatul qadar adalah malam yang paling dirindukan oleh umat Islam. Sebab, satu malam itu nilainya lebih baik daripada seribu bulan.
Kapankah terjadinya lailatul qadar? Tidak seorangpun dapat memastikan tanggalnya. Hadits-hadits yang menerangkan lailatul qadar menyatakan bahwa malam itu terjadi pada malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan. Bahkan ada ulama yang berpendapat lailatul qadar terjadi pada malam 21 atau malam 27. Namun, tetap saja tidak dapat dipastikan. Terlebih, jika umat Islam berbeda pendapat mengenai malam ganjil dan malam genap. Yakni ketika awal puasanya berbeda.
Selain tidak ditetapkan tanggal pastinya, lailatul qadar juga seakan menjadi misteri karena tidak terlalu berbeda dengan malam-malam lainnya. Memang ada riwayat yang menyebutkan tanda-tandanya, tetapi tanda-tanda itu juga tidak terlalu dapat diketahui banyak orang dan tidak dapat dipastikan.
Mengapa Allah merahasiakan kapan terjadinya lailatul qadar? Ada beberapa hikmah dirahasiakannya lailatul qadar, 3 diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sebagai Bukti Keimanan
Lailatul qadar, tidak dapat dibuktikan secara indrawi bagaimana terjadinya. Allah hanya memfirmankan tentang adanya dan keutamaannya. Adapun turunnya malaikat pada malam itu juga termasuk perkara gaib yang tidak dapat diketahui secara indrawi.
Maka mempercayai lailatul qadar dan berupaya mencarinya adalah bukti keimanan. Sebab ia telah beriman kepada firman Allah dan hadits Nabi bahwa ada lailatul qadar yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan.
2. Agar Umat Islam Giat Beribadah
Dirahasiakannya tanggal lailatul qadar terjadi membuat umat Islam lebih giat beribadah sebagaimana contoh dan nasehat Rasulullah.
Seandainya lailatul qadar dipastikan turun pada tanggal tertentu, mungkin banyak umat Islam yang beribadah penuh pada malam itu, tetapi enggan beribadah seperti di malam-malam lainnya. Sebab ia berpikir telah mendapatkan malam yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan.
Dengan adanya hadits “malam ganjil”, maka banyak umat Islam yang giat beribadah di malam-malam ganjil. Dan karena seringkali umat Islam berbeda pendapat tentang awal puasa, malam ganjil bagi sebagian umat Islam adalah malam genap bagi sebagian umat Islam lainnya. Dan karena tidak ada yang dapat memastikan mana yang benar dan lailatul qadar turun di malam ganjil yang mana, maka semangat beribadah itu mestinya menjadi merata di 10 hari terakhir Ramadhan.
3. Agar Hamba Tak Menyombongkan Diri
Karena tanggalnya dirahasiakan dan kepastian apakah malam itu lailatul qadar atau bukan juga dirahasiakan, maka umat Islam lebih selamat dari sifat sombong/takabur.
Jika saja tanggal lailatul qadar dipastikan dan sifat malam itu diketahui secara pasti, mungkin sebagian orang yang mendapati lailatul qadar akan menyombongkan diri karena telah beribadah di malam yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan. Wallahu a’lam bish shawab.[]
Sumber : http://kisahikmah.com/
Editor : Hamzah
Kapankah terjadinya lailatul qadar? Tidak seorangpun dapat memastikan tanggalnya. Hadits-hadits yang menerangkan lailatul qadar menyatakan bahwa malam itu terjadi pada malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan. Bahkan ada ulama yang berpendapat lailatul qadar terjadi pada malam 21 atau malam 27. Namun, tetap saja tidak dapat dipastikan. Terlebih, jika umat Islam berbeda pendapat mengenai malam ganjil dan malam genap. Yakni ketika awal puasanya berbeda.
Selain tidak ditetapkan tanggal pastinya, lailatul qadar juga seakan menjadi misteri karena tidak terlalu berbeda dengan malam-malam lainnya. Memang ada riwayat yang menyebutkan tanda-tandanya, tetapi tanda-tanda itu juga tidak terlalu dapat diketahui banyak orang dan tidak dapat dipastikan.
Mengapa Allah merahasiakan kapan terjadinya lailatul qadar? Ada beberapa hikmah dirahasiakannya lailatul qadar, 3 diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sebagai Bukti Keimanan
Lailatul qadar, tidak dapat dibuktikan secara indrawi bagaimana terjadinya. Allah hanya memfirmankan tentang adanya dan keutamaannya. Adapun turunnya malaikat pada malam itu juga termasuk perkara gaib yang tidak dapat diketahui secara indrawi.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ * وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ * لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ * تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ * سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS. Al Qadr : 1-5)Maka mempercayai lailatul qadar dan berupaya mencarinya adalah bukti keimanan. Sebab ia telah beriman kepada firman Allah dan hadits Nabi bahwa ada lailatul qadar yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan.
2. Agar Umat Islam Giat Beribadah
Dirahasiakannya tanggal lailatul qadar terjadi membuat umat Islam lebih giat beribadah sebagaimana contoh dan nasehat Rasulullah.
إِنِّى أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ، وَإِنِّى نُسِّيتُهَا ، وَإِنَّهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فِى وِتْرٍ
“Sungguh aku diperlihatkan lailatul qadar, kemudian aku dilupakan –atau lupa- maka carilah ia di sepuluh malam terakhir, pada malam-malam yang ganjil.” (Muttafaq alaih)Seandainya lailatul qadar dipastikan turun pada tanggal tertentu, mungkin banyak umat Islam yang beribadah penuh pada malam itu, tetapi enggan beribadah seperti di malam-malam lainnya. Sebab ia berpikir telah mendapatkan malam yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan.
Dengan adanya hadits “malam ganjil”, maka banyak umat Islam yang giat beribadah di malam-malam ganjil. Dan karena seringkali umat Islam berbeda pendapat tentang awal puasa, malam ganjil bagi sebagian umat Islam adalah malam genap bagi sebagian umat Islam lainnya. Dan karena tidak ada yang dapat memastikan mana yang benar dan lailatul qadar turun di malam ganjil yang mana, maka semangat beribadah itu mestinya menjadi merata di 10 hari terakhir Ramadhan.
3. Agar Hamba Tak Menyombongkan Diri
Karena tanggalnya dirahasiakan dan kepastian apakah malam itu lailatul qadar atau bukan juga dirahasiakan, maka umat Islam lebih selamat dari sifat sombong/takabur.
Jika saja tanggal lailatul qadar dipastikan dan sifat malam itu diketahui secara pasti, mungkin sebagian orang yang mendapati lailatul qadar akan menyombongkan diri karena telah beribadah di malam yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan. Wallahu a’lam bish shawab.[]
Sumber : http://kisahikmah.com/
Editor : Hamzah
Tidak ada komentar: