Sesungguhnya Allah Ta’ala memuliakan hamba-hamba-Nya yang baik peribadatannya kepada-Nya. Para hamba tersebut menyempurnakan taqarrub kepada Allah dengan memperbagus amalan ketaatan mereka. Allah Jalla wa ‘Ala pun senantiasa melipat-gandakan kemuliaan untuk mereka, mengangkat kedudukan mereka, kemudian memuji mereka dengan menjelaskan kedudukannya yang dekat di sisi-Nya.
Tentang mereka Allah jelaskan dalam sebuah ayat yang agung di akhir surat Al-Furqan. Dia namai para hamba tersebut dengan sebutan “Ibadurrahman (عِبَادُ الرَّحْمَنِ)”. Setelah menyebutkan nama mereka, Allah pun menyebutkan sifat-sifat mereka yang indah dan akhlak mereka yang mulia. Lalu Allah Tabaraka wa Ta’ala janjikan kepada mereka balasan yang agung dan tempat yang terhormat.
Sifat-sifat mereka disebutkan dalam 8 redaksi dengan redaksi yang penuh keberkahan. Seorang mukmin hendaknya merenungi sifat-sifat yang agung ini dan menjadikannya pembelajaran serta percontohan untuk diri mereka. Apabila setelah membaca sifat-sifat tersebut mereka merasa bahwa diri mereka penuh kekurangan dan suka menyia-nyiakan ketaatan, hendaknya ia bersegera menyempurnakan kekurangan dirinya sebelum datang ajal menjemputnya.
Pertama: Sifat pertama yang Allah Jalla wa ‘Ala sebutkan adalah mereka orang yang tenang dan merendahkan diri kepada Allah, mereka tidak peduli dengan orang-orang yang mencela ketaatan mereka, dan membantahnya dengan cara yang baik. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al-Furqan: 63).
Kedua: Allah juga menyebutkan di antara sifat mereka adalah menaruh perhatian terhadap shalat malam dan mengerjakannya dengan penuh keikhlasan, ketundukan, dan kekhusyuan. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (QS. Al-Furqan: 64).
Ketiga: Sifat mereka yang lainnya, yang disebutkan oleh Allah Ta’ala adalah mereka sangat takut terhadap neraka, padahal mereka memiliki amalan yang agung dan sifat-sifat yang terpuji. Mereka takut dari adzab Allah Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, mereka berdoa dengan sepenuh pengharapan agar dijauhkan dari neraka dan berusaha menjauhkan diri sebab-sebab yang bisa menghantarkan ke neraka. Allah Ta’ala berfirman,
Keempat: Mereka juga adalah orang yang senantiasa berinfak, baik yang wajib maupun yang Sunnah. Berinfak dengan tidak berlebihan hingga menyusahkan diri mereka, juga tidak pelit karena terlalu sedikit. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqan: 67).
Kelima: Setelah itu, Allah mengabarkan bahwa mereka juga adalah orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar. Khususnya dosa syirik, membunuh, dan zina. Karena tiga perbuatan ini adalah dosa yang terbesar dan termasuk hal-hal yang membinasakan. Dengan rasa takut dan rajinnya mereka melakukan ketaatn, mereka juga memiliki sifat bersegera dan senantiasa bertaubat kepada Allah ketika melakukan dosa. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.” (QS. Al-Furqan: 68-71).
Keenam: Allah Jalla wa ‘Ala menyebutkan mereka adalah orang yang jauh dari majlis-majlis yang mungkar, yang melalaikan, batil, dan sesat. Apabila mereka melewati majlis-majlis demikian, mereka tidak memperdulikannya karena mereka memuliakan diri mereka sendiri. Mereka mensucikan diri mereka dari majlis-majlis yang sia-sia dan jelek. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al-Furqan: 72).
Ketujuh: Mereka juga adalah orang-orang yang mengagungkan ayat-ayat Allah dan tidak pernah menentang atau membantah ayat-ayat tersebut, bahkan mereka adalah orang yang mengimaninya dengan cara yang baik. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta.” (QS. Al-Furqan: 73).
Kedelapan: Mereka adalah orang-orang yang menghadapkan diri kepada Allah dengan cara yang terbaik dan menyempurnakan doa. Mereka memuliakan diri mereka sendiri, keluarga, dan keturunan mereka dengan cara memohonkan kebaikan di dunia dan akhirat untuk mereka semua. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan 74).
Kemudian Allah Jalla wa ‘Ala tutup rangkain sifat-sifat mereka dengan menjanjikan derajat yang tinggi dan kedudukan yang mulia di hari kiamat kelak. Allah Ta’ala berfirman,
“Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya.” (QS. Al-Furqan: 75).
Para malaikat menyambut mereka dengan sambutan yang mulia. Tempat mereka di surga yang penuh dengan keselamatan dan kesempurnaan.
Sumber : http://khotbahjumat.com/
Tentang mereka Allah jelaskan dalam sebuah ayat yang agung di akhir surat Al-Furqan. Dia namai para hamba tersebut dengan sebutan “Ibadurrahman (عِبَادُ الرَّحْمَنِ)”. Setelah menyebutkan nama mereka, Allah pun menyebutkan sifat-sifat mereka yang indah dan akhlak mereka yang mulia. Lalu Allah Tabaraka wa Ta’ala janjikan kepada mereka balasan yang agung dan tempat yang terhormat.
Sifat-sifat mereka disebutkan dalam 8 redaksi dengan redaksi yang penuh keberkahan. Seorang mukmin hendaknya merenungi sifat-sifat yang agung ini dan menjadikannya pembelajaran serta percontohan untuk diri mereka. Apabila setelah membaca sifat-sifat tersebut mereka merasa bahwa diri mereka penuh kekurangan dan suka menyia-nyiakan ketaatan, hendaknya ia bersegera menyempurnakan kekurangan dirinya sebelum datang ajal menjemputnya.
Pertama: Sifat pertama yang Allah Jalla wa ‘Ala sebutkan adalah mereka orang yang tenang dan merendahkan diri kepada Allah, mereka tidak peduli dengan orang-orang yang mencela ketaatan mereka, dan membantahnya dengan cara yang baik. Allah Ta’ala berfirman,
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al-Furqan: 63).
Kedua: Allah juga menyebutkan di antara sifat mereka adalah menaruh perhatian terhadap shalat malam dan mengerjakannya dengan penuh keikhlasan, ketundukan, dan kekhusyuan. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا
“Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (QS. Al-Furqan: 64).
Ketiga: Sifat mereka yang lainnya, yang disebutkan oleh Allah Ta’ala adalah mereka sangat takut terhadap neraka, padahal mereka memiliki amalan yang agung dan sifat-sifat yang terpuji. Mereka takut dari adzab Allah Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, mereka berdoa dengan sepenuh pengharapan agar dijauhkan dari neraka dan berusaha menjauhkan diri sebab-sebab yang bisa menghantarkan ke neraka. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا (65) إِنَّهَا سَاءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا
Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal”. Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. (QS. Al-Furqan: 65-66).Keempat: Mereka juga adalah orang yang senantiasa berinfak, baik yang wajib maupun yang Sunnah. Berinfak dengan tidak berlebihan hingga menyusahkan diri mereka, juga tidak pelit karena terlalu sedikit. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqan: 67).
Kelima: Setelah itu, Allah mengabarkan bahwa mereka juga adalah orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar. Khususnya dosa syirik, membunuh, dan zina. Karena tiga perbuatan ini adalah dosa yang terbesar dan termasuk hal-hal yang membinasakan. Dengan rasa takut dan rajinnya mereka melakukan ketaatn, mereka juga memiliki sifat bersegera dan senantiasa bertaubat kepada Allah ketika melakukan dosa. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا (68) يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا (69) إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (70) وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا (71)
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.” (QS. Al-Furqan: 68-71).
Keenam: Allah Jalla wa ‘Ala menyebutkan mereka adalah orang yang jauh dari majlis-majlis yang mungkar, yang melalaikan, batil, dan sesat. Apabila mereka melewati majlis-majlis demikian, mereka tidak memperdulikannya karena mereka memuliakan diri mereka sendiri. Mereka mensucikan diri mereka dari majlis-majlis yang sia-sia dan jelek. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا
“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al-Furqan: 72).
Ketujuh: Mereka juga adalah orang-orang yang mengagungkan ayat-ayat Allah dan tidak pernah menentang atau membantah ayat-ayat tersebut, bahkan mereka adalah orang yang mengimaninya dengan cara yang baik. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمًّا وَعُمْيَانًا
“Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta.” (QS. Al-Furqan: 73).
Kedelapan: Mereka adalah orang-orang yang menghadapkan diri kepada Allah dengan cara yang terbaik dan menyempurnakan doa. Mereka memuliakan diri mereka sendiri, keluarga, dan keturunan mereka dengan cara memohonkan kebaikan di dunia dan akhirat untuk mereka semua. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan 74).
Kemudian Allah Jalla wa ‘Ala tutup rangkain sifat-sifat mereka dengan menjanjikan derajat yang tinggi dan kedudukan yang mulia di hari kiamat kelak. Allah Ta’ala berfirman,
أُولَئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا}أي الجنة{ تَحِيَّةً وَسَلَامًا
“Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya.” (QS. Al-Furqan: 75).
Para malaikat menyambut mereka dengan sambutan yang mulia. Tempat mereka di surga yang penuh dengan keselamatan dan kesempurnaan.
Sumber : http://khotbahjumat.com/
Tidak ada komentar: